Letih, malas, bosan
awan-awan itu menemani jasad ini
dengan setianya
patah hati, serba salah
laksana parasit yang mencengkam
di lubuk sanubari
perlahan-lahan diangkat
tangan dan kaki
menjengah cabaran yang mendatang.
Diri ini pasrah
melihat hari-hari mendatang
menonton ragam manusia
dari kanta dalaman
sesalnya tidak terbilang
marahnya bukan kepalang
namun
pantang maut sebelum ajal
pasti ditepis
segala yang hitam
paksa dirimu keluar
dari paya kekusutan
buanglah segala beban mainan
putuskan belenggu kemalasan
Bersama labuhkan layar kerajinan
merentas lautan pekerjaan.
No comments:
Post a Comment