Sunday, May 23, 2010

Biru

Retak
Warna biru itu semakin rapuh.
Aku masih belum bersedia

Kupandang kawanku
hijaunya sudah lama tiada
warna birunya pula rapuh
tapi masih di sana
berdiri

Resahku semakin reda
mengubati hati yang luka
menunggu masa sembuh semata-mata

kutahan biru itu
sehingga sampai masanya
ku ubah jalurnya
agar masih boleh bertahan
ke penghujung cerita

meskipun ada yang tidak
menyenanginya
apakan daya
jika tidak diubah jalurnya
mungkin akan terus retak
hancur tanpa aku menyedarinya

biru itu kupandang ke atas
jalurnya semakin besar
selari dengan masa

tanganku masih memegang
Penukul Binasa
tidak seerat dulu
ketika menghancurkan
hijauku
penuh linangan airmata

kutunggu masa itu
jika biru kawanku hancur sebelum aku,
akanku angkat Penukul Binasa
untuk menghancurkan jalur biruku

membesarlah kamu
wahai jalur biruku
kuwujudkanmu dalam senyuman mesra
kanku hilangkanmu dengan seadanya

1 comment: